Cinta Sejatiku (Cerbung)

Sore ini hatiku gundah gulana. Entahlah, aku mulai merasa tak nyaman dengan kehidupanku bersama suamiku. Padahal sebelumnya hubungan kami baik-baik saja. Sampai, pertemuanku kemarin dengan Yoga di salah satu situs jejaring sosial yang akhirnya membuatku mulai tak bisa tidur tenang semalaman.

Rasa yang dulu pernah ada antara aku dan dia mulai timbul kembali. Padahal dia sudah beristri, sama seperti aku yang juga sudah punya Lily, malaikat kecilku. Masa-masa indah semasa SMA kembali menari-nari di benakku. Ah.. aku sangat merindukan pelukannya. Aku sangat merindukan desahan nafasnya.

Setiap hari, saat suamiku sudah berangkat kerja, tanpa ba-bi-bu aku langkahkan kakiku ke warnet terdekat dari rumah. Lily selalu aku bawa bersamaku. Curhatan-curhatan ringan mulai terlontar dari obrolan kami lewat dunia maya. Keberadaannya nun jauh disana membuatku semakin penasaran ingin bersua.

Kuberanikan diriku untuk meminta nomer telponnya. “Aku tak bisa selalu online”, itu alasanku. Dan dengan ikhlas dia memberikannya. Akhirnya aku tak harus bersusah payah ke warnet lagi untuk bisa ngobrol dengannya.

Hariku kini penuh semangat.. apalagi setiap kali ku membuka mata, ketemukan pesan pendek darinya di hpku. Suamiku tak tau soal ini. Karena dia terlalu sibuk untuk menyadari ada perubahan padaku. Dia juga tipikal suami yang terlalu percaya pada istrinya. Itu juga mengapa sampai hari ini kami tak pernah bertengkar hebat, apalagi karena saling mencemburui, nyaris tidak pernah!

Aku semakin tak bisa menahan diri. Kuungkapkan dengan jujur pada Yoga bahwa aku sangat merindukannya, dan ingin sekali berjumpa dengannya. Yoga hanya bilang, “akan ada waktunya kita berjumpa. Aku juga merindukanmu”.

Ucapan Yoga benar, hari ini aku sudah berada di kampung halamanku. Orangtuaku sakit keras, itulah alasanku minta ijin dari suamiku untuk bisa pulang, meskipun sebenarnya Ibu dan Ayahku baik-baik saja. Aku sudah kompromi dengan Ibuku untuk meng-iya-kan apabila suamiku menelepon dan bertanya soal sakitnya.

Mengetahui aku sudah dikampung, Yoga-pun memintaku untuk menemuinya di kota L, sekitar 5 jam dari kampungku. Tapi itu tak jadi soal bagiku. Kutitipkan Lily pada ibuku, dan kubawa perlengkapanku. “Mungkin aku akan menginap, bu! Kalo Lily rewel kasih minum susu ajah”, pesanku pada Ibu. Ibu meng-iya-kan saja.


-------- Bersambung ----------