Ceritanya seminggu yang lalu, seseorang sebut saja namanya Tata menawarkan sebuah produk asuransi lewat sms kepada abang ipar saya. Kemudian Roy (abang ipar saya) nelp balik dan bersedia mendengarkan penjelasan dari Tata. Roy sempat tertarik untuk mengikutsertakan kedua orangtuanya (mertua saya) untuk ikut asuransi, tentu saja dengan dia sendiri sebagai penyandang dananya. Tapi ternyata, setelah panjang lebar, nilai yang dikasih Tata untuk ikut produk asuransi tersebut cukup fantastis buat ipar saya. Sehingga dia minta waktu untuk mempertimbangkannya beberapa hari ini.
*it means, Roy blm terucap kata sepakat untuk ikut asuransi tsb
Beberapa hari lalu, tiba2 ada sms dari Tata.
Isinya minta nomer KTP dan tanggal lahir kedua mertua saya. Roy lgsg telp dan bilang
“jangan diproses dulu, nanti aku kabari lagi klo emang udah ok”.
dan kemareeennn… pagi2 ipar saya dapat sms tiga biji dari Tata. Isinya sama.
Bang tolong telp balik, managerku pengen ngomong sama abang.
Siabang langsung buru-buru sms, “sori, aku udah mikir mateng-mateng, sepertinya nilai itu masih cukup tinggi untuk saya. Apalagi msh byk yang harus saya tanggung. Jadi sementara ini jgn dulu deh. Sekali lagi, sori”