Sebuah Pengakuan dan Penjelasan

Menjengkelkan, kemaren hari Jumat nyariiiissss sehari penuh mati lampu. Ah ini menyebalkan. Dari subuh, kira2 jam 2 smpe jam 5 sore, apa ga sehari penuh itu namanya? Sempurna!

Abis itu saya maleeesss buat mbuka komputer.. tak saya sentuh komputer saya. Itulah sebabnya, cerbung yang mestinya Jumat kemaren udah berakhir malah saya kebut barusan. Hasilnya jd ngasal gitu deh.. ah memang sial.

Ditambah lagi, hari Sabtu kmrn sungguh sial saya bertemu dengan algojo neraka. You-know-who, mereka segerombolan. Menghentikan sepeda motor saya dan meminta semua surat-surat perlengkapan. Yang mbikin sial adalah, karena lokasi yang sangat dekat, saya sama sekali ndak bawa apa2 kecuali selembar uang lima puluh ribu. Itupun mau saya pakai untuk beli ikan di pasar.

Cinta Sejatiku (Tamat)


Bagai sungai kering yang merindukan air, tak tahan ku menahan gelora di dada saat ku bersua dengan Yoga. Kujatuhkan tubuhku pada pelukannya, sejenak kulupakan Lily dan juga suamiku yg sangat mencintaiku. Malam itu menjadi malam petaka sekaligus malam terindah bagi kami berdua. Kurelakan Yoga meniduriku, toh aku sudah tak perawan lagi, aku membuat pembenaran pd diriku sendiri.

Seminggu rasanya tak cukup, tapi Ibu sudah bolak balik menelepon dan mengabarkan soal Lily. Katanya Lily mulai rewel, mgkn dia rindunya papanya, itu menurut ibu. Kuminta janji dari Yoga, bahwa suatu hari kami harus bertemu lagi. Aku tak ingin pertemuan ini hanya sampai disini. Yoga memenuhi permintaanku dan berjanji kelak, kami akan bertemu lagi.

Semua terjadi begitu saja.

Semakin bergulirnya waktu, semakin membuncah rasa di dada. Aku benar-benar ingin memiliki Yoga seutuhnya. Terlalu sering aku cari-cari alasan untuk kembali bertemu dengannya, hingga suatu waktu, tanpa aku sadari suamiku mengikutiku ke kampung. Dia menyaksikan semua gelagatku bersama Yoga (yang sudah dengan leluasa mengumbar kemesraan di kampung halaman kami). Dia marah besar, tapi aku tak memperdulikannya. Dia pergi dengan membawa semua kekesalannya. Biarkan saja!

Cinta Sejatiku (Cerbung)

Sore ini hatiku gundah gulana. Entahlah, aku mulai merasa tak nyaman dengan kehidupanku bersama suamiku. Padahal sebelumnya hubungan kami baik-baik saja. Sampai, pertemuanku kemarin dengan Yoga di salah satu situs jejaring sosial yang akhirnya membuatku mulai tak bisa tidur tenang semalaman.

Rasa yang dulu pernah ada antara aku dan dia mulai timbul kembali. Padahal dia sudah beristri, sama seperti aku yang juga sudah punya Lily, malaikat kecilku. Masa-masa indah semasa SMA kembali menari-nari di benakku. Ah.. aku sangat merindukan pelukannya. Aku sangat merindukan desahan nafasnya.

Setiap hari, saat suamiku sudah berangkat kerja, tanpa ba-bi-bu aku langkahkan kakiku ke warnet terdekat dari rumah. Lily selalu aku bawa bersamaku. Curhatan-curhatan ringan mulai terlontar dari obrolan kami lewat dunia maya. Keberadaannya nun jauh disana membuatku semakin penasaran ingin bersua.

Belajar ber-Fiksi, mulai dari yang Mini

Ijinkan kusudahi semua ini, karena aku letih mengalah.
Jika aku tak bisa memilikimu, maka diapun tidak!!!

Menjawab Komen

Hari ini saya bener2 nggak kreatip..
tapi pengen mosting..

Entahlah.. mau posting apaan juga saya bingung..

yang pasti yang saya rasakan sekarang adalah
L
A
P
A
R
MINTA AMPUUUUNNN...

tadi siang saya masak nggak enak.. hingga saya sendiripun ndak napsu memakannya..
ditambah lagi, di deket rumah saya nggak ada warung tukang jualan makanan.. Abang-abang juga jarang lewat menjajakan dagangannya ke daerah rumah saya..
ah makin tak ada ide..

Armita - (katanya) New Lady Rocker Indonesia

Meski selalu jadi alternatif terakhir, namun sesekali saya masih suka ngintip siaran TVRI loh.. http://www.emocutez.com bukan lantaran isinya yang nggak bermutu, kyknya tampilannya yang ga jauh beda dari 10 tahun yang lalu, sering kali membuat saya dan keluarga hampir tidak pernah membuka saluran TV yang satu ini.

Siang ini saya sedang bersantai di depan TV.. bermalas-malasan..
nyaris tidak ada siaran yang menarik di TV. Apalagi siaran TransTV, Trans7 dan AnTeve nggak kejangkau sama parabola yang udah dipasang segede gaban di belakang rumah kami.
ah inilah nasib tinggal di daerah pelosok.
Pencat-pencet remote, akhirnya saya berhenti di TVRI.. saya ngeliat sesosok gadis muda nan cantik lagi nyanyi.. dengan gayanya yang total.. dan suaranya..

-GaPentingBangetDeh!- (just joke)

hari ini, sebenernya saya lagi sedih dan kurang bersemangat...
ada beberapa hal yang mbikin hati saya agak2 kurang sehat hari ini.. (termasuk kecemburuan saya, mudah-mudahan besok saya bisa cerita)

tapi koq kayaknya saya sulit mengadopsi perasaan saya kedalam kata-kata yang menarik.. tadinya sih saya mau posting soal perasaan ini.. tapi krna gagal produksi terus, akhirnya saya putuskan untuk repost lelucon jaman saya ngekos di jakarta dulu..
mudah-mudahan ada hati yang terhibur selain hati saya.. hehehe :D

Gadis itu...


Gadis belia berusia 10 tahun itu berjalan tergesa-gesa. Dengan beberapa buah tampi yang terbuat dari anyaman bambu di atas kepalanya. Ibunya sudah jauh di depan. Dia tak ingin ibunya berteriak memanggil namanya ditengah jalan yg ramai ini, bila dia ketinggalan dibelakang. Mereka menuju ke sebuah pasar di desa itu. Yah, begitulah rutinitas mereka. Berdagang dari pasar yang satu kepasar yang lainnya.

Gadis itu bernama Wulan. Mestinya dia sudah duduk di bangku sekolah, tapi keadaan ini mengharuskannya untuk tidak bersekolah. Dia punya 2 orang adik perempuan dan 1 orang adik laki-laki. "Kedudukannya" sebagai anak tertua memaksanya untuk membantu ibunya berdagang.

Cahaya Hati Boneth Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino